(04 Jun 2024 | 08:04)

Resensi Buku: 1453 Detik-Detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Muslim

Judul Buku: 1453 Detik-Detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Muslim

Nama Pengarang: Crowley, Roger.

Penerbit: Tangerang, PT Pustaka Alvabet., 2016

 

Isi Resensi:

Dengan riset sempurna, buku yang ditulis dengan gaya penceritaan novel ini mengisahkan peristiwa besar dalam sejarah dunia yang terlupakan: jatuhnya Konstatinopel ke tangan bangsa Muslim Turki Usmania pada 1953. Buku ini seklaigus menampilkan kontestasi dua tokoh inspirasional, Sultan Mehmet II dan Kaisar Konstantin XI, yang berjuang demi keyakinan agama dan kekaisaran.

Hanya saja, Konstantinopel belum kunjung takluk. Padahal, jika merunut pada usaha, awal umat Islam hendak menaklukkan Konstantinopel adalah pada tahun 629, ketika Nabi Muhammad Saw mengirim surat ajakan memeluk Islam kepada Heraclius. Setelah itu, usaha demi usaha dilakukan oleh umat Islam untuk menaklukkan Konstantinopel, tetapi selalu gagal.

Hingga pada Mei 1453, Sultan Mehmet II berhasil merebut kota tersebut secara gemilang. Dengan begitu, Sultan Mehmet II itulah yang diramalkan sebagai seorang pemimpin yang luar biasa, berani, cerdas, dan saleh.

Ketika itu, Sultan Mehmet II bersyukur dan mengucapkan selamat kepada ribuan pahlawan muslimnya. Peristiwa itu menjadi momen ikonik yang menyebabkan dia selalu dikenang dalam bahasa Turki dengan gelar Al-Fatih (Sang Penakluk). Saat itu Sultan Mehmet II baru berusia 21 tahun. (hlm. 302).

Jika menilik waktu, usaha umat Islam merebut kota tersebut itu merentangi waktu yang sangat lama. Dari tahun 629, cita-cita tersebut baru terealisasi pada 1453. Rentang waktu tersebut lebih lama daripada rentang waktu jatuhnya Konstantinopel hingga sekarang.

Membaca buku setebal 408 ini, para pembaca diajak untuk menelusuri memoar kejatuhan Konstantinopel sekaligus menziarahi sejarah kota tersebut. Roger Crowley tidak malas dalam mengungkap data dan memilih serta memilah di antara dokumen yang terserak. Buku ini layak menjadi referensi penting bagi siapa saja yang mencintai kajian sejarah.