The Power of Negative Thinking
Nama Penulis : Robert Montgomery Knight, Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia, Peresensi: Chusnul Rozaqi, S.S.
The Power of Negative Thinking
Dua point awal dari isi buku The Power of negative Thinking karya Robert Montgomery Knight
1. Dalam meraih kesuksesan rasa optimis adalah musuh anda. Dan kesuksesan merupakan buah dari rasa ragu-ragu dan khawatir.
2. Keinginan yang disertai persiapan dalam menuju sebuah kemenangan itu jauh lebih baik daripada hanya sekedar keinginan untuk menang.
Buku The Power of Negative Thinking ini memberikan tawaran tentang perlunya 2 hal yaitu persiapan dan kewaspadaan terhadap segala kemungkinan yang terjadi di masa mendatang. Kata Negative Thinking yang dimaksud disini adalah lebih pada tepat dimaksudkan sebagai kewaspadaan atau kekhawatiran daripada kata suudzon dalam istilah bahasa Arab.
Bagi saya apa yang disampaikan oleh Bob Knight dalam The Power of Negative Thinking ini sangat mirip dengan teori GRIT : The Power of Passion and Perseverance karya Angela Lee Duckworth yang membahas tentang faktor kegigihan untuk mengasah minat atau bakat yang setiap miliki dalam meraih kesuksesan.
Mungkin kita semua masih ingat pada saat kita kecil dulu kita juga sering dibesarkan hati kita saat kita bersedih supaya kita kembali ceria seperti dalam ungkapan "Sudah jangan menangis, nanti bapak belikan lagi mainannya". Cara orangtua membesarkan hati kita karena kehilangan mainan milik kita ini seringkali membuat kita terlepas dari penderitaan sesaat saja. Kita jarang diajarkan untuk bagaimana mendapatkan kembali mainan yang direbut oleh teman sepermainan kita. Ini seperti yang disampaikan Ibu Elly Risman tentang bagaimana kita sebagai orangtua dituntut untuk mengajarkan kepada anak kita tentang kepemikian. Kita dituntut untuk mengajarkan bagaimana anak kita bisa berpikir atau mencari strategi untuk mendapatkan mainan miliknya daripada sekedar mengganti mainan tersebut dengan mainan baru.
Berlatar-belakang seorang pelatih basket, Bob Knight mencoba mengantisipasi kekhawatiran tim yang dilatihnya dengan lebih menekankan pada sisi kedisiplinan daripada lebih banyak memberikan motivasi atau harapan dalam memenangkan suatu pertandingan.
Bob percaya bahwa kedisiplinan dalam mempersiapkan suatu kesuksesan akan bisa membantu mengalahkan diri kita sendiri (mengetahui kelemahan kita) dan juga bisa mengevaluasi dan menimalisir setiap kesalahan. Implementasi yang dilakukan Bob adalah dengan mengharuskan para pemainnya menonton video pertandingan yang telah dimainkan mereka guna mempelajari setiap kesalahan yang terjadi. Setelah itu para pemainnya akan diajak berlatih dengan penuh disiplin supaya kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan muncul kembali. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan banyak pemain dalam suatu pertandingan adalah gagal melakukan free-throw. Karenanya dalam melatih kedisiplinan Bob memberlakukan aturan bahwa jika pemainnya berhasil melakukan free-throw maka latihan pada hari tersebut akan bisa diakhiri tetapi jika gagal maka latihan akan tetap dilanjutkan. Cara ini ternyata efektif dalam membantu pemain-pemainnya lebih fokus dalam bermain.
Filosofi kepelatihannya adalah kemenangan akan bisa dicapai dengan meminimalisir kesalahan sehingga perlu dipupuk kedisiplinan supaya timnya siap menang daripada sekedar berharap untuk menang.
Beberapa point penting lain buku karya Bob Knight adalah
1. Jangan menerima keadaan yang kita miliki saat ini. Carilah keadaan atau kondisi yang lebih baik lagi.
2. Selalulah mengevaluasi diri dengan senantiasa bertanya – dan kata tanya terbaik dari semua kata tanya adalah kata tanya WHY (Mengapa).
Sebagai contoh adalah "Saya ingin anda bisa lulus dengan terbaik di sekolah ini". Seorang murid yang mendengarnya akan dituntut mencari jawaban “MENGAPA saya yang harus mendapat nilai terbaik?”. Dengan begitu maka akan ada 2 pilihan yaitu mau mendapatkan nilai terbaik atau tidak. Kalau pilihan murid tersebut MAU, maka tentu murid tersebut harus lebih peka dan waspada dengan disiplin mempersiapkan diri untuk mmendapatkan nilai terbaik tersebut.
3. Carilah cara untuk memperbaiki diri dan membuang kebiasaan buruk.
4. Jangan percaya bahwa hanya talent (bakat) yang menentukan hasil. Maka, rekrut dan beri promosi kepada mereka yang berprestasi (mau mempersiapkan diri untuk meraih prestasi) bukan hanya merekrut mereka yang memiliki bakat tertentu.
5. Jangan banyak bicara tapi bicara dan bekerjalah bersama-sama karena kata-kata saja tidak akan cukup mengantarkan kita ke pintu kesuksesan.
6. Setiap orang ingin menjadi yang terbaik tetapi tidak setiap orang mau mempersiapkan diri untuk menjadi yang terbaik
Buku setebal 239 yang diterbitkan Gramedia Widiasarana Indonesia tahun 2013 ini banyak memberikan tip tentang bagaimana kita bisa sukses dengan mempercayai The Power of Negative Thinking – dalam tanda kutip “kewasapadaan dan kekhawatiran yang diwujudkan dengan persiapanj dan kedisiplinan”. Meskipun buku terjemahan dari bahasa Inggris, buku ini lebih enak dibaca dibandingkan dengan buku terjemahan GRIT : The Power of Passion and Perseverance.