7 Jurus NLP agar Anak Ketagihan Belajar

Oleh : Mohammad Abduh, S.Pd., Gr.
ALHIKMAH TEACHER LITERACY
NLP adalah singkatan dari Neuro Linguistic Programming. Neuro mengacu pada system berpikir dan syaraf. Setiap orang memiliki pengalaman dalam suatu peristiwa tertentu. Peristiwa- peristiwa itu diserap oleh otak menjadi suatu pengalaman lalu masuk ke dalam diri dan diproses melalui panca indera. Kita mengalami suatu peristiwa melalui panca indera, lalu bertindak dari situ. Linguistic merupakan komunikasi, baik verbal maupun non verbal yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain (murid). Programming mengacu pada cara anda mengorganisasikan komunikasi, gagasan dan tindakan dalam sistem syaraf untuk berpikir agar mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Dalam bahasa yang lain, NLP menghantarkan kita untuk menggunakan bahasa pikiran secara terus menerus agar mencapai sasaran dan menjadi yang diinginkan, dalam hal ini tujuannya bagaimana guru dapat menggunakan metode atau teknik-teknik NLP agar anak menjadi rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajarnya.
Dalam buku ini diterangkan bagaimana kita dapat memahami seorang anak, juga memberikan asupan agar dia mau belajar tanpa disuruh. Hal ini dapat dilakukan menggunakan 7 rumus, yaitu state, momentum, belief system melalui reframing, metaprogram, strategi belajar, behavior generator dan dipupuk dengan hypnosleep, serta mental rehearsal dan future pacing.
Jurus pertama adalah state. Kita harus bawa anak/murid pada state yang tepat. Ini dilakukan saat biasanya menemui anak yang susah diajak untuk belajar, dengan berbagai alasannya. Ketika kita menghadapi kondisi tersebut, yang perlu kita perhatikan adalah state anak. State diartikan sebagai kondisi atau keadaan (fisik dan mental/emosi) dalam suatu kurun waktu tertentu.
Saat state anak tidak pada kondisi yang tepat, maka dia akan sulit melakukan sesuatu, termasuk belajar. Mengapa? Karena dia masih mempertahankan state semula, seperti state saat menonton tv atau malas-malasan. Jadi, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah ubah state anak, atau lebih dikenal dengan istilah break state, agar anak berada pada kondisi siap untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan, yaitu belajar.